Liburan ini dadakan banget, cuman gegara aku yang habis UAS dan pengen refreshing. Akhirnya diturutin sama Ayang :D Dari dulu pingin ke Pantai Sidoasri, karena keliatannya masih perawan banget. Kita berangkat berempat (Aku, Ayang, Hanib, dan Rere). Berangkat dari Surabaya jam 23.00 malem. Mampir makan sebentar di Sidoarjo. Nah perjalanan kali ini keliatan luama banget rasae -_- trus jalannya juga ekstream. Kecil banget, nah sedangkan kitanya naik mobil. Jalan itu seperti nggak ada ujungnya. Kabut pun menyambut kedatangan kita. Udara sejuk menambah sehat untuk dihirup. Tapi rasa cemas masih bergelayut diotak. "ini nyasar apa ndak sih?" soalnya biasanya ke Malang Selatan juga nggak sejauh ini. Pantai ini terletak di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan belum
dikelolanya pantai menjadi objek wisata, sehingga masih banyak orang
yang belum mengetahui keberadaan pantai tersebut. Tapi justru ini yang wajib buat dikunjungi :D
Akses menuju lokasi memang masih sedikit sulit, karena banyak tanjakan dan jalan menurun cukup curam dipenuhi dengan tebing dan jurang di kanan kiri jalan. Sepanjang perjalanan ditumbuhi pohon kelapa, kopi, coklat, cengkeh, dan beberapa jenis pohon lain. Sekitar satu km sampai di lokasi, jalan menjadi lebih parah karena jalan yang lebih mendatar dengan kondisi tanah persawahan yang berlubang, dan jalan hanya cukup untuk satu mobil meskipun sudah tidak ada tanjakan lagi.
Akses menuju lokasi memang masih sedikit sulit, karena banyak tanjakan dan jalan menurun cukup curam dipenuhi dengan tebing dan jurang di kanan kiri jalan. Sepanjang perjalanan ditumbuhi pohon kelapa, kopi, coklat, cengkeh, dan beberapa jenis pohon lain. Sekitar satu km sampai di lokasi, jalan menjadi lebih parah karena jalan yang lebih mendatar dengan kondisi tanah persawahan yang berlubang, dan jalan hanya cukup untuk satu mobil meskipun sudah tidak ada tanjakan lagi.
Persawahan 1km Sebelum Pantai
Papan Petunjuk Persis di Samping Pantai
Sulitnya medan jalan akan langsung terobati begitu mendekat ke bibir
pantai. Sebab kondisi pantai benar-benar masih alami. Di sisi kanan dan
kiri pantai dipenuhi pepohonan hijau yang rindang. Tebing-tebing juga
cukup rimbun dengan berbagai macam pohon besar. Pasir putih kecoklatan
memanjang sejauh hampir dua kilometer terlihat bersih. Bentuk pantai
menyerupai sebuah teluk kecil. Suasana di pantai tersebut terlihat sepi,
bersih dan hanya terdengar suara deburan ombak yang mendominasi.Tidak ada orang satu pun kecuali rombongan kami.
Suasana Pagi Pantai Sidoasri
Mobil kita sudah berada persis di bibir pantai. Dan yang terjadi ?? Ban kita keselip dengan pasir pantai :( bingungnya nggak ketulungan. Gimana nggak bingung kalau pas arah kesini tadi kita nggak nemuin satu orang sama sekali. Mengingat pantai ini juga jauh dari pemukiman warga.
Waktu ban keselip, sampek slebor belakang sudah nyentuh tanah loh :(
Rasanya sudah hampir pasrah. Akhirnya jalan ke hutan belakang sama Ayang, eh lah kok ada sepeda motor 2 buah, trus akunya teriak teriak "Pak permisi, pak mau minta tolong". Persis banget kayak di sinetron-sinetron FTV -_-
Nyari Pertolongan
tapi nihil, nggak ada respond sama sekali loh. Tapi dipikir-pikir juga nggak mungkin kalau ada motor tapi nggak ada orangnya. Belum sempet kita mencari tau, hujan kembali turun. Ah, bener-bener apessss bener ngetrip kali ini. Aku sama Ayang bingung karepe dewe. Bahkan dalam posisi hujan pun kita masih berada diluar mobil. Ngiyup cuman digarasi belakang dengan pintu dibuka. Nggak lama setelah itu, ada perahu yang hendak menepi. Ayang langsung teriak "Yang itu ada orang"
Kami berdua bergegas meminta pertolongan kepada dua nelayan lelaki itu. Beliau membantu kami mendorong mobil agar bisa di gas kembali. Tapi lagi-lagi nggak ada hasil, mobil tetep nggak mau bergerak dari tempatnya. ALHAMDULILLAH beberapa menit setelah itu, datang sebuah truk ke tempat kami. Ternyata disamping mobil kami ada terpal yang didalamnya itu pisang. Nah truk ini kesini untuk mengambil pisang itu. Akhirnya kami dibantu ditarik dengan truk itu. syukur alhamdulillah kami bisa lepas dari pasir yang ngebuat ban kami terselip. Penduduk sekitar sini sangat ramah. Bahkan aku ngasih sedikit uang sebagai ucapan terima kasih aja bapaknya bilang gini "Lah lapo toh, ndak usah ngunu-ngunu kuwi. Urip nang alas kudu saling temulung. Yen nulung wong, sok mben pasti ditulung wong." Astagaaaa. Super banget ngedengernya :'D akhirnya kami pun memulai liburan kami. Pukul 08.30 tepatnya waktu itu.
Hallo Ayang, Semua Masalah Tadi Sudah Kita Lewati Bersama :'D
Recomended
banget deh pantai yang satu ini, satu lagi jangan ke pantai ini saat
musim hujan karena tingkat kesulitannya yang cukup ekstrim, mending
kalau mau kesini saat musim-musim panas dan di pantai ini gak ada orang
berjualan, jangankan orang jualan, pengunjung aja masih jarang jadi bawa
bekal yang banyak jika mau kemping di pantai ini. Untuk mandi, sebelum
masuk pantai ada jalan setapak ke arah barat yang masuk hutan disitu ada
sungai yang cukup bersih untuk mandi tapi tidak untuk diminum. Dan saat
aku kesana kemarin gak ada biaya masuk, mungkin untuk ke depan jika
sudah banyak yang tau pantai ini dan banyak pengunjung bisa saja
dikelola warga sekitar dan dikenakan biaya masuk. Sekian dulu tulisan
mengenai pantai Perawan ini.Jangan lupa bawa sampah kalian kembali yaa. Salam lestari.
Terima kasih liburannya Ayang





























Tidak ada komentar:
Posting Komentar